Kisah di Lampu Merah

Posted On October 22, 2009

Filed under my Life
Tags: , , , , , ,

Comments Dropped 19 responses

Pukul 10.00 Pm, saya baru saja keluar dari kampus dengan mata terlihat lelah… saya benar2 kelelahan, mana masih belum bisa membangun kebahagiaan yang benar2 hidup di hati selama sebulan ini, terkadang membuat saya ingin cepat2 memasuki dunia baru di alam mimpi, sebagian teman sempat mengajak untuk ngopi bareng di café terdekat, tapi saya tolak “ kemaren muntah bis minum kopi” jawab saya, “payahnya ika ini, minum kopi kaya minum alkohol aja sampe muntah” Epli lagi2 mengolokku…, saya hanya tertawa, tidak marah justru senang bisa membuat mereka tertawa, ingin ikut sebenarnya, mengumpul, menghabiskan waktu bersama, tertawa2 tidak jelas, menceritakan pengalaman lucu masing2 teman paling hanya menghabiskan Rp. 15. 000 untuk secangkir kopi & makanan ringan lainnya, tapi saya sudah tak kuat lagi, sebenarnya tidak ada masalah dengan kopinya, hanya setiap malam pulang jam segini membuat semua angin malam masuk kedalam tubuh saya, padahal udah pake jaket & kantuk ini sudah tidak tertahankan lagi, sambil berjalan pelan saya lalui setiap sisi jalan dengan menggumamkan sebuah lagu, sampai akhirnya berhenti sebentar di lampu merah….

Selama menunggu lampu merah itu berubah ke warna hijau, saya sempat melihat seorang anak laki2 sendirian, seumuran 10 – 12 tahun, masih memegang Koran yang lumayan masih banyak, berjalan kearah lampu merah, sepertinya ingin berlari supaya tidak keburu lampu hijau, tapi saya melihat mata yang hampir sama dengan mata saya, lelah… mungkin membuat dia hanya berjalan sedikit cepat supaya sampai di tujuan, begitu dia sampai dan hendak menawari beberapa pengendara yang berhenti di lampu merah, rupanya lampu sudah berubah jadi hijau & semua orang sibuk cepat2 mendahului yang lain supaya cepat sampai di tujuan, anak itu hanya menundukan sedikit wajahnya, entah kecewa, lelah, atau ngantuk, yang pasti melihat tumpukan koran yg masih ada di tangannya, pasti dy memikirkan untuk kesekian lampu merah dy masih belum mendapatkan pembeli.

Sayapun ikut2an berlalu, ingin sekali tidak memperdulikannya & pergi cepat2 sampai di kost untuk segera beristirahat, tapi entah kenapa wajah anak itu masih saja ada di fikiran saya, sudah mendekati gang kost saya, saya masih merasa bersalah pada anak itu, dari pada ga tenang gini fakir saya, saya memutuskan untuk memutar sepeda motor kembali ke lampu merah itu, apa anak itu masih disana??? Pikir saya, dari jauh saya lihat anak itu terduduk lagi setelah lampu berubah jadi hijau dan masih tetap tidak ada yg berhasil di dekatinya, saya stop di depannya, “ korannya masih ade jual kan” Tanya saya.. “ ia mba, 2000 aja, tapi mba keburu lampu hijaunya jadi merah loh mba” katanya, “ gapapa, mba beli satu, qm ambil aja sisanya, hati2 udah malam banget ini” kataku sambil lalu, saya segera berlalu, terbayang jika ade laki2 saya yg berada pada posisi seperti itu, Subhanallah, sungguh ALLAH memberi pelajaran yang sangat indah pada saya hari ini, lagi2 bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang , dari pada kita menghambur uang Rp. 15.000 untuk ngopi & dimuntahkan kembali, mending membahagiakan sebagian jiwa yang sedang susah payah menhidupi dirinya diluar sana, hidup itu terasa bahagia, jika kita bisa membahagiakan orang lain di sekitar kita…